Hari masih pagi saat sekitar dua puluh warga Kampung As dan Atat, Distrik Pulau Tiga, Asmat, berangkat ke hutan sagu milik desa adat untuk memanen sagu. Mereka berangkat dengan menggunakan tiga perahu mesin sumbangan dari pemerintah daerah. Mama-mama, sebutan untuk perempuan dewasa, berangkat dengan membawa bara api dan peralatan untuk menokok sagu. Bara api dijaga sedemikian rupa agar tetap menyala selama perjalanan mengunakan perahu. Bara ini akan digunaan untuk memanggang bola sagu yang telah berhasil ditokok. Para lelaki yang pergi bersama membawa parang dan kapak untuk memotong pohon sagu dan mengupas kulitnya.