MANUFAKTUR
Ingin Relokasi Pabrik dari China, 15 Investor Tekstil Jajaki Indonesia
RI akan memanfaatkan peluang investasi dari konflik China-AS. Pemerintah diingatkan agar tegas soal aturan tenaga kerja.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F10%2F30%2Fefc9c5bf-6bfb-431c-b617-0edc095f4b9e_jpg.jpg)
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang berdiri tahun 1966 dan menjadi pabrik tekstil besar di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024). Perusahaan tekstil Sritex dinyatakan pailit oleh pengadilan karena dinilai lalai dalam memenuhi kewajiban utang.
JAKARTA, KOMPAS — Di saat industri tekstil dalam negeri sedang terpuruk, pemerintah mengabarkan adanya 15 perusahaan tekstil asing yang berminat memindahkan pabrik mereka dari China ke Indonesia. Kehadiran investasi baru itu diharapkan bisa merevitalisasi industri tekstil dan menjaga ketersediaan lapangan kerja di tengah kelesuan industri akhir-akhir ini.
Informasi seputar rencana masuknya investasi tekstil baru ke Indonesia itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kamis (31/10/2024) malam. Pertemuan lanjutan dengan 15 investor tersebut akan digelar pada Jumat (1/11/2024) di kantor Kemenko Perekonomian.