logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSwasembada Energi, antara...
Iklan

Swasembada Energi, antara Cita-cita dan Realitas

Swasembada energi dalam arti tanpa impor agaknya musykil. Namun, jurang antara cita-cita dan realitas mesti diperpendek.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden RI setelah dilantik dalam Sidang Paripurna MPR RI Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di Ruang Sidang Utama DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10/2024).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden RI setelah dilantik dalam Sidang Paripurna MPR RI Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 di Ruang Sidang Utama DPR/MPR RI, Jakarta, Minggu (20/10/2024).

Istilah swasembada, yang kental dengan capaian swasembada beras pada pertengahan 1980-an, kembali digelorakan di titik mula perjalanan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, 2024-2029. Sebagaimana disampaikan dalam pidato perdana Prabowo sebagai Presiden RI, target tidak hanya tercapainya swasembada pangan, tetapi juga swasembada energi.

Swasembada energi telah tertuang dalam Visi, Misi, dan Program Prabowo-Gibran pada Pemilihan Presiden 2024. Adapun programnya meliputi percepatan transisi energi; mengembalikan tata kelola migas dan pertambangan nasional; memperbaiki skema insentif untuk mendorong aktivitas cadangan sumber energi baru; dan merevisi tata aturan yang menghambat investasi energi terbarukan.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan