logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊLima Level Kesejahteraan...
Iklan

Lima Level Kesejahteraan Finansial

Kesejahteraan finansial adalah keadaan ketika seseorang memiliki pola pikir positif tentang kehidupan finansianya.

Oleh
PRITA HAPSARI GHOZIE
Β· 1 menit baca
Murid kelas 1 SD Negeri Keputran 1 menabung melalui layanan mobil kas keliling Bank Jogja yang singgah di sekolah mereka di Kecamatan Kraton, Yogyakarta, Kamis (22/2/2024). Melalui mobil kas keliling yang singgah setiap dua minggu sekali tersebut, anak-anak dapat belajar menggunakan layanan perbankan. Setoran minimal tabungan yang ringan yakni Rp 2.000 memungkinkan anak-anak belajar menabung dengan menyisihkan uang saku harian mereka.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Murid kelas 1 SD Negeri Keputran 1 menabung melalui layanan mobil kas keliling Bank Jogja yang singgah di sekolah mereka di Kecamatan Kraton, Yogyakarta, Kamis (22/2/2024). Melalui mobil kas keliling yang singgah setiap dua minggu sekali tersebut, anak-anak dapat belajar menggunakan layanan perbankan. Setoran minimal tabungan yang ringan yakni Rp 2.000 memungkinkan anak-anak belajar menabung dengan menyisihkan uang saku harian mereka.

Memasuki usia 50 tahun kerap dijadikan acuan sebagai puncak tertinggi dalam kurva produktivitas seseorang. Secara umum, kondisi keuangan rumah tangga diharapkan sudah mapan dan berhasil mencapai kesejahteraan yang diinginkan. Ketika salah satu bagian hidup tidak seimbang, kemungkinan besar seorang karyawan akan merasa tidak tenang, berpotensi insomnia, rendahnya energi, dan mengalami stres. Sayangnya, penelitian terbaru mengungkap bahwa pascapandemi, orang dewasa rawan terkena tiga keresahan finansial, yakni ketidakpastian cara memenuhi kebutuhan masa depan, bagaimana bertahan hidup dengan kondisi saat ini, dan bagaimana memenuhi kebutuhan pengeluaran biaya kesehatan di masa nanti. Lantas apa saja tahapan yang akan dilalui sebelum akhirnya mencapai level sejahtera finansial?

Kesejahteraan finansial atau financial well-being adalah keadaan sejahtera ketika seseorang memiliki pola pikir positif tentang kehidupan finansialnya. Dalam kerangka berpikir ini, seorang karyawan memiliki rasa keamanan finansial dan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan keuangan. Hal ini mencakup faktor-faktor seperti tersedianya dana darurat, tabungan pensiun, rasio utang terhadap pendapatan yang terkendali, serta kemampuan berinvestasi untuk masa depan finansial.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan