Ikhtiar Nusantara Menuju Kota Netral Karbon 2045
Ibu Kota Nusantara didesain sebagai pionir kota ramah lingkungan. ”Carbon neutral city” IKN ditargetkan pada 2045.
Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur diproyeksikan sebagai kota futuristik sekaligus ramah lingkungan. Selain pembangkit listrik tenaga surya yang telah beroperasi sebagian, IKN juga bakal disuplai energi rendah emisi lainnya seiring transisi energi. Dengan memanfaatkan berbagai energi ramah lingkungan, kota baru tersebut ditargetkan mencapai carbon neutral city pada 2045.
Salah satu cara ialah dengan penyediaan listrik yang bersumber dari energi terbarukan. Dari perhitungan awal, pemerintah memperkirakan IKN akan membutuhkan 200 megawatt (MW) untuk kelistrikan. Saat ini, PT PLN Nusantara Power (NP) telah mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 10 MW di sisi barat kawasan IKN. Pada akhir 2024, ditargetkan ada penambahan lagi sehingga total menjadi 50 MW.
Proyek PLTS IKN ialah kerja sama PLN NP, melalui anak usaha mereka, PT PLN Nusantara Renewables, dengan perusahaan pengembang energi terbarukan asal Singapura, Sembcorp Industries. Pada Rabu (31/7/2024), sebanyak 21.600 panel surya sudah terpasang dan terhubung ke inverter hingga smart transformer station. Listrik lalu disalurkan ke gardu induk untuk menyuplai sejumlah titik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, PLTS IKN terus dibangun hingga akhir 2024 guna menghasilkan listrik 50 MW atau kapasitas yang direncanakan. Dalam proses perampungan proyek, keandalan PLTS IKN diuji untuk memenuhi kebutuhan listrik pada pelaksanaan upacara 17 Agustus 2024. PLN menyiapkan skema empat lapis kelistrikan agar pasokan listrik berjalan lancar.
Listrik untuk Istana Presiden, misalnya, akan disuplai dari empat gardu induk. Apabila ada gangguan, PLN menyiapkan cadangan yang disokong genset dengan kapasitas 4 x 2.000 kilovolt ampere (kVA) serta uninterruptible power supply (UPS) 8 x 400 kVA. Dengan skema itu, saat lapisan pertama mengalami gangguan atau kelebihan beban, lapisan kedua ikut mendukung. Dengan demikian, keandalan listrik terjaga.
”Dengan demikian, listrik pada peringatan HUT RI akan berlangsung andal tanpa kedip,” ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo beberapa waktu lalu saat berkunjung ke IKN.
Baca juga: Arab Saudi Bidik Bisnis Energi Terbarukan di Indonesia
Direktur Utama PT PLN Renewables Harjono menambahkan, untuk saat ini, bisa dikatakan kelistrikan di IKN dipenuhi 100 persen oleh energi hijau. Itu merujuk pada kebutuhan energi di seluruh IKN dan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kaltim, yang secara angka dapat dipenuhi oleh PLTS IKN. Artinya, secara angka, kebutuhan listrik tersebut masih di bawah kemampuan produksi listrik PLTS IKN berkapasitas 10 MW. Namun, listrik dari PLTS IKN langsung masuk ke jaringan kelistrikan yang ada.
”Saat ini memang masih cukup untuk IKN dan Sepaku karena (IKN), kan, relatif masih dalam tahap pembangunan. Kebutuhan listriknya masih di bawah kapasitas megawatt-jam (MWh) PLTS. Namun, nanti, seiring perkembangkan kan kebutuhan listrik akan meningkat. Kapasitas PLTS juga akan bertambah lagi 40 MW sehingga bisa jadi nanti impas,” ucapnya.
Menurut Harjono, PLN Nusantara Renewables, yang sebelumnya bernama PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi, bakal terus mengembangkan energi terbarukan. Apalagi, harga jual listrik pembangkit energi terbarukan pun sudah lebih murah seiring sudah menurunnya biaya komponen modul surya global.
Baca juga: Tren Energi Bersih dari Permukaan Waduk Cirata
Ia mencontohkan, PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat, dengan perjanjian jual beli tenaga listrik (PPA) pada 2020, harga jual listriknya sebesar 5,8 sen dollar AS per kWh. Sementara harga jual listrik PLTS Terapung Karangkates, di Malang, Jawa Timur, yang dikembangkan PLN Nusantara Renewables bersama GD Power Hong Kong, jauh di bawah itu. Penandatanganan lettter of intent (LoI) PLTS Terapung Karangkates dilakukan di Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Kemitraan, kata Harjono, menjadi bagian penting dalam pengembangan energi terbarukan. Di sisi lain, menjadi tantangan bagi pihaknya untuk memilih mitra berdasarkan beauty contest (pemilihan mitra) serta tender. Yang jelas, kata Harjono, energi terbarukan akan semakin dibutuhkan, tak hanya untuk peningkatan realisasi energi terbarukan, tetapi juga kebutuhan sejumlah industri akan energi listrik hijau.
Adapun Sembcorp, sebagai perusahaan pengembang energi terbarukan di Singapura, melihat Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan energi terbarukan, sekaligus memainkan peran penting di tingkat kawasan ataupun global. Kerja sama pun dijalin Sembcorp dengan PLN, seperti dalam proyek PLTS IKN, termasuk di antaranya sistem penyimpanan energi baterai, serta dalam studi pengembangan terkait ekspor hidrogen hijau dari Indonesia ke Singapura.
Upaya penyediaan energi bersih bagian dari program pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32-43 persen pada 2030. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), hingga 2023, Indonesia telah mengurangi emisi sebesar 123,2 juta ton karbon dioksida (CO2) ekuivalen. Itu antara lain melalui efisiensi energi, energi terbarukan, bahan bakar rendah karbon, dan teknologi energi bersih.
”Kita harus mengurangi emisi dengan energi terbarukan, efisiensi energi, dan semua aspek keadaan kita. Juga mengoptimalkan penggunaan bahan bakar rendah karbon, mengurangi penggunaan batubara, serta membuat lebih banyak inovasi dan teknologi batubara bersih, dan, tentu saja, reklamasi pertambangan,” papar Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, awal Agustus 2024.
Berdasarkan data Kementerian ESDM per Juni 2024, realisasi kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan di Indonesia baru sebesar 13.781 MW atau masih jauh dari total potensi energi terbarukan yang 3,6 juta MW. Surya menjadi jenis energi yang paling potensial dengan total potensi 3,2 juta MW. Namun, pemanfaatannya baru 675 MW.
Baca juga: Solusi Tantangan Transisi Energi lewat PLTS Terapung Saguling
Transisi
Untuk menuju emisi nol bersih (net zero emission/NZE) Indonesia, yang ditargetkan pada 2060, dimanfaatkan pula gas bumi sebagai energi penjembatan. Dengan tingkat emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis energi fosil lainnya, gas bumi Indonesia akan dioptimalkan sebelum sepenuhnya beralih ke energi terbarukan. Hal itu juga dilakukan di IKN melalui jaringan gas perkotaan (jargas) oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Pada Januari 2024, PGN menyiapkan jargas untuk disalurkan ke apartemen dan rumah tapak jabatan menteri di IKN. Pada tahap awal, sambungan jaringan gas di IKN disiapkan untuk 166 hunian ASN dan 34 rumah tapak menteri. Ke depan, jaringan distribusi ini akan menghubungkan jaringan distribusi gas IKN dengan pipa Senipah di Balikpapan. Catatan PGN, nantinya diproyeksikan akan ada 9.996 sambungan rumah (SR) jargas.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pemerintah bersama BUMN berencana membangun kawasan industri hijau di IKN. Jaringan gas ini juga diproyeksikan memasok energi ke kawasan tersebut. ”Kami rencanakan dalam 10-15 tahun sudah ada paling tidak titik industri, tetapi (berupa) green industrial estate,” kata Erick, beberapa waktu lalu.
Selain itu, masih ada sejumlah potensi pemanfaatan energi lainnya di IKN yang sedang dijajaki pemerintah. Satu di antaranya adalah pemanfaatan Bendungan Sepaku Semoi, Penajam Paser Utara, yang juga salah satu sumber air baku IKN. Bendungan dengan luas genangan sekitar 300 hektar itu memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai lokasi PLTS terapung sehingga diharapkan energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan bakal bertambah.
Baca juga: Janji Surga Rp 353 Triliun Pendanaan Transisi Energi
Potensi sungai
Sejumlah sungai di sekitar IKN pun bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Sungai Mahakam di Kaltim, misalnya, dengan panjang lebih dari 900 kilometer (km). Sungai tersebut berjarak sekitar 100 km ke KIPP IKN.
Muhammad Fajrin Wahab dari Institut Teknologi Kalimantan bersama tim dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta peneliti dari Toyama Prefectural University Jepang menerbitkan paper di Journal of Civil Engineering and Vocational Education pada Maret 2023. Penelitian itu berjudul ”Identifikasi Potensi Hydropower untuk Menyokong Ketersediaan Energi di Wilayah IKN”.
Hasil analisis dalam penelitian mereka menunjukkan adanya 111 titik potensi hydropower pada Daerah Aliran Sungai Mahakam dengan kapasitas bervariatif, berkisar 200 kilowatt (kw)-5,4 MW. Di samping itu, dengan jarak yang lebih jauh, ada juga PLTA Kayan Cascade di Kalimantan Utara yang pembangunannya baru saja dimulai. PLTA itu dibangun untuk memenuhi energi kawasan industri dan sejumlah tempat di Kaltara.
Selain pemanfaatan energi ramah lingkungan, strategi lain yang diterapkan di IKN adalah penghematan energi. Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2023 tentang IKN, setiap gedung di IKN juga mesti menghemat energi. Di KIPP IKN, ditargetkan sedikitnya 60 persen penghematan energi untuk konservasi energi dalam gedung untuk kemudian meningkat hingga 70 persen pada 2045.
Saat IKN sepenuhnya beroperasi sebagai ibu kota negara pada 2045, kawasan seluas sekitar 250.000 hektar itu diproyeksikan sudah mencapai NZE. Dalam mencapai itu, praktis penyediaan energi bersih harus diterapkan secara bertahap serta berkelanjutan.
Dengan besarnya potensi, ditambah harga komponen infrastruktur yang lebih murah dibandingkan dengan dekade lalu, energi terbarukan diharapkan berkembang masif. IKN, sebagai kota baru yang sejak awal didesain sebagai kota ramah lingkungan, bakal menjadi pionir pengembangan energi rendah emisi secara terpadu yang memanfaatkan sumber daya di sekitarnya. Semua itu hanya dapat diwujudkan melalu kolaborasi antarpihak serta tanpa melupakan masyarakat terdampak.