logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKinerja Manufaktur Indonesia...
Iklan

Kinerja Manufaktur Indonesia Masuk ke Zona Kontraksi

Kebijakan relaksasi impor dituding menjadi penyebab kinerja indusri manufaktur dalam negeri merosot.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
Warga melintas di depan pabrik manufaktur Hyundai di kawasan industri GICC, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024). Hyundai telah menanamkan investasi total senilai 3 miliar dollar AS di Indonesia dalam pembangunan ekosistem mobil listrik.
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Warga melintas di depan pabrik manufaktur Hyundai di kawasan industri GICC, Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (7/3/2024). Hyundai telah menanamkan investasi total senilai 3 miliar dollar AS di Indonesia dalam pembangunan ekosistem mobil listrik.

JAKARTA, KOMPAS β€” Setelah masuk zona ekspansi selama 34 bulan berturut-turut, kinerja industri manufaktur Indonesia masuk ke zona kontraksi pada Juli 2024. Kontraksi disebabkan berbagai tekanan, seperti penurunan permintaan, gangguan distribusi, dan kenaikan biaya produksi. Terakhir kali Indonesia masuk ke zona kontraksi pada Agustus 2021.

Mengutip Indeks Pembelian Manager (Purchasing Manager's Index/PMI) Indonesia pada Juli 2024 yang dirilis oleh S&P Global, posisi Indonesia anjlok pada level 49,3 atau menurun 1,4 poin dibandingkan pada Juni 2024 yang di level 50,7. Indeks di bawah 50 persen menunjukkan industri tengah terkontraksi, sebaliknya posisi di atas 50 persen menunjukkan industri dalam posisi ekspansi.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan