logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTantangan Industrialisasi Era ...
Iklan

Tantangan Industrialisasi Era Prabowo-Gibran

Tidak ada yang berhasil menjadi negara maju tanpa memajukan industrinya.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
Kardus-kardus berisi tepung ketan di Pabrik Tepung PT Padi Flour Nusantara, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (11/7/2024). Pabrik tersebut memproduksi tepung beras dan tepung ketan. Kapasitas produksi tepung per hari hingga 300 ton tepung. Selain untuk pasar lokal, tepung yang dihasilkan dijual ke luar negeri, seperti Filipina.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Kardus-kardus berisi tepung ketan di Pabrik Tepung PT Padi Flour Nusantara, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (11/7/2024). Pabrik tersebut memproduksi tepung beras dan tepung ketan. Kapasitas produksi tepung per hari hingga 300 ton tepung. Selain untuk pasar lokal, tepung yang dihasilkan dijual ke luar negeri, seperti Filipina.

Industri manufaktur telah lama menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan produk domestik bruto Tanah Air. Negara lain memberi teladan bahwa status negara maju hanya bisa dicapai dengan menjadi produsen dari kegiatan manufaktur bukan sebagai negara destinasi pasar. Pemerintahan Prabowo-Gibran yang akan menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024 punya pekerjaan rumah besar mendorong industrialisasi.

Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) Fahmi Wibawa mengatakan, berkaca dari banyak negara, seperti Jepang dan Taiwan, cara negara-negara itu masuk menjadi negara maju adalah menjadikan negaranya itu produsen bukan tujuan pasar. Negara produsen itu ditunjukkan dengan banyaknya produk industri manufaktur hasil karya negara bersangkutan, bukan malah menjadikan negara sebagai tujuan penjualan produk industri manufaktur negara lainnya.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan