logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKAI Butuh Suntikan Dana Rp 1,8...
Iklan

KAI Butuh Suntikan Dana Rp 1,8 Triliun untuk Pengadaan KRL Jabodetabek

Jika tak segera dipercepat pengadaan KRL baru, masyarakat berisiko kembali beralih ke kendaraan pribadi.

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Β· 0 menit baca
Suasana kepadatan penumpang di peron KRL di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, di hari kedua libur Lebaran, Kamis (11/4/2024). Moda KRL menjadi pilihan warga sebagai sarana transportasi umum untuk bersilaturahmi ataupun berwisata di hari libur Lebaran 2024 ini.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Suasana kepadatan penumpang di peron KRL di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, di hari kedua libur Lebaran, Kamis (11/4/2024). Moda KRL menjadi pilihan warga sebagai sarana transportasi umum untuk bersilaturahmi ataupun berwisata di hari libur Lebaran 2024 ini.

JAKARTA, KOMPAS β€” PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengajukan penyertaan modal negara atau PMN sebanyak Rp 1,8 triliun untuk tahun anggaran 2025. PMN tersebut untuk pembiayaan pengadaan kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek. Alasannya, selain kereta cadangan yang ada berusia tua, ada lonjakan jumlah penumpang sehingga dibutuhkan rangkai KRL tambahan.

”Kami benar-benar lihat saat peak-hour (jam puncak), khususnya pagi waktu berangkat kerja dan sore waktu pulang kerja. Itu rasio kalau tak dibereskan bisa 242 persen, artinya 242 kali dari kapasitas kereta. Kenapa butuh PMN? Kereta sudah tua, berusia di atas 35 tahun, butuh replacement, perawatan, dan cadangan,” ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Salusra Wijaya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (9/7/2024) malam.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan