logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBanjirnya Impor Pakaian Ikut...
Iklan

Banjirnya Impor Pakaian Ikut Memukul Industri Kimia

Sejak berlakunya Permendag No 8/2024 pada 17 Mei lalu, utilitas produksi poliester merosot hingga sekitar 63 persen.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
Sejumlah mahasiswa Tehnik Kimia Program Studi Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam, saat praktek simulator pengeboran dan pemasangan pipa tambang di laboratorium mereka, Selasa (28/2/2023).
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah mahasiswa Tehnik Kimia Program Studi Pengolahan Minyak dan Gas Bumi Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Lhokseumawe, Nangroe Aceh Darussalam, saat praktek simulator pengeboran dan pemasangan pipa tambang di laboratorium mereka, Selasa (28/2/2023).

JAKARTA, KOMPAS β€” Masifnya impor pakaian jadi baik yang legal maupun ilegal tak hanya menyurutkan kinerja industri tekstil secara langsung, tetapi juga merembet ke industri lain, yakni industri kimia. Ketika di hilir industri tekstil kebanjiran impor pakaian jadi, produksi hulu industri kimia ikut terdampak. Banjir impor itu salah satunya dipicu oleh pemberlakuan aturan baru soal tata kelola impor dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono menjelaskan, membanjirnya impor pakaian jadi tak hanya berdampak secara langsung ke industri tekstil, tetapi juga merembet ke hulu industrinya, yakni industri kimia.

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan