aspirasi warga
Menyiasati Liburan dan Biaya Pendidikan
Di tengah euforia merencanakan liburan, kenyataan pahit datang dalam bentuk biaya masuk sekolah yang terus meningkat.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F18%2F362a618a-db8f-4eeb-84ee-68737e3e7bf7_jpg.jpg)
Ilustrasi liburan di kawasan Pantai Ancol, Jakarta.
Menjelang musim liburan, banyak warga dihadapkan pada dilema klasik: merencanakan liburan impian atau memastikan kebutuhan pendidikan anak terpenuhi. Kian tingginya biaya masuk sekolah akhirnya memaksa banyak keluarga untuk mengatur ulang prioritas dan menimbang kembali antara keinginan berlibur dan mementingkan pendidikan anak.
Dilema tersebut juga dialami Herman (40), warga Depok, Jawa Barat. Menurut dia, pada liburan sekolah tahun ini, ia dan istrinya akan mengerem pengeluaran karena anak kedua mereka akan masuk TK dan anak pertamanya yang naik kelas V SD juga membutuhkan biaya untuk pendaftaran ulang. Diperkirakan, pengeluaran keduanya bisa sampai Rp 10 juta. Maka itu, ia juga akan mengerem pengeluaran liburan. Biasanya, Herman dan keluarga liburan beberapa hari ke tempat wisata, seperti menginap di Puncak, Bogor. Namun, kali ini, mungkin hanya akan liburan ke curug di daerah Sukabumi dan menginap di rumah saudara.