Deflasi Terjadi meski Libur Idul Adha dan Harga Acuan Pangan Naik
RI mengalami deflasi dua bulan beruntun. Namun, tetap waspadai kenaikan harga beras dan dampak depresiasi rupiah.
![Aktivitas para pengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (3/6/2024). Para pengupas bawang di Pasar Induk Kramat Jati dibayar Rp 3.000 per kilogram dan Rp 1.000 per kilogram untuk memotong bawang merah. Sementara mengupas bawang putih diberikan upah Rp 15.000 per satu karung yang bisa berisikan lebih dari 15 kilogram bawang.](https://cdn-assetd.kompas.id/JDoeNf3104ARqOnAO5hj0-MAM64=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F03%2F640a3f4d-fbcc-4b16-9b49-7b85ad202ebc_jpg.jpg)
Aktivitas para pengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (3/6/2024). Para pengupas bawang di Pasar Induk Kramat Jati dibayar Rp 3.000 per kilogram dan Rp 1.000 per kilogram untuk memotong bawang merah. Sementara mengupas bawang putih diberikan upah Rp 15.000 per satu karung yang bisa berisikan lebih dari 15 kilogram bawang.
JAKARTA, KOMPAS β Indonesia mengalami deflasi bulanan sebesar 0,08 persen pada Juni 2024 meskipun ada libur Idul Adha dan harga acuan sejumlah pangan pokok naik. Badan Pusat Statistik menilai, penyebab utamanya adalah penurunan harga sejumlah pangan pokok, bukan penurunan daya beli masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (1/7.2024), merilis, pada semester I-2024, Indonesia telah mengalami deflasi dua kali berturut-turut, yakni pada Mei dan Juni. Pada Juni 2024, tingkat deflasinya sebesar 0,08 persen secara bulanan. Deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan dengan deflasi Mei 2024 yang sebesar 0,03 persen.