logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPekerja Seni Pertunjukan...
Iklan

Pekerja Seni Pertunjukan Tradisional, Sendiri dan Ditinggalkan

Bagaimana kabar sanggar tari, ludruk, lenong, dan kelompok seni pertunjukan tradisional lainnya di tengah perubahan?

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA, NIKSON SINAGA, RAYNARD KRISTIAN BONANIO PARDEDE, REGINA RUKMORINI, DEFRI WERDIONO
Β· 0 menit baca
Penari sekaligus pemikul tandu arak-arakan sisingaan sesekali berhenti dan berjoget mengikuti iringan musik dangdut saat melintasi kawasan Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2024). Tradisi sisingaan ini disewa untuk menyemarakkan hajatan khitanan.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Penari sekaligus pemikul tandu arak-arakan sisingaan sesekali berhenti dan berjoget mengikuti iringan musik dangdut saat melintasi kawasan Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2024). Tradisi sisingaan ini disewa untuk menyemarakkan hajatan khitanan.

JAKARTA, KOMPAS - Seni pertunjukan tradisional berjuang di tengah arus perubahan zaman. Ketika negara meluncur tanpa strategi budaya, para pekerja seni berikhtiar demi keberlanjutan budaya bangsa dan demi makan keluarganya.

Seni pertunjukan tradisional sebagai benteng kebudayaan Nusantara berada pada posisi sendiri dan ditinggalkan. Tanpa strategi budaya nasional, Indonesia akan mengalami krisis identitas bangsa, kehilangan daya rekat antarkomunitas, dan gagal bertransformasi menuju Indonesia maju.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan