logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊIndonesia Bersaing dengan...
Iklan

Indonesia Bersaing dengan Malaysia dan Australia soal Penangkapan Karbon

Koordinasi lintas kementerian tengah dilakukan untuk menyusun regulasi turunan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2024.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Petugas lapangan memantau proses injeksi karbon dioksida (CO2) di sumur JTB-161 lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petugas lapangan memantau proses injeksi karbon dioksida (CO2) di sumur JTB-161 lapangan Jatibarang, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (26/10/2022).

TANGERANG, KOMPAS β€” Indonesia berkompetisi dengan sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia dan Australia, dalam mengembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS. Sejumlah regulasi turunan dari peraturan presiden tentang CCS diperlukan agar implementasi teknologi dekarbonisasi itu segera terlaksana. Saat ini, koordinasi lintas kementerian tengah dilakukan.

Carbon capture and storage (CCS) ialah teknologi penangkapan dan penyimpanan emisi karbon sehingga tak terlepas ke atmosfer. Karbon yang dihasilkan industri, termasuk minyak dan gas bumi, ditangkap lalu disuntikkan ke perut bumi. Penyimpanan karbon dioksida (CO2) bisa dilakukan di depleted reservoir (reservoir migas yang telah mengalami penurunan produksi) atau saline aquifer (reservoir air bersalinitas tinggi).

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan