logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊDefisit Investasi Energi...
Iklan

Defisit Investasi Energi Terbarukan Bikin Awet Pemanasan Global

Minimnya investasi hijau yang tidak terdistribusi secara merata menghambat tercapainya target pengurangan emisi karbon.

Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Β· 1 menit baca
Uap yang keluar dari cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (27/9/2021). Enam unit di PLTP Lahendong tersebut memasok 21,33 persen kebutuhan listrik di Sulawesi Utara-Gorontalo dengan kapasitas produksi 120 megawatt.
PETRUS RADITYA MAHENDRA YASA

Uap yang keluar dari cerobong Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (27/9/2021). Enam unit di PLTP Lahendong tersebut memasok 21,33 persen kebutuhan listrik di Sulawesi Utara-Gorontalo dengan kapasitas produksi 120 megawatt.

Pertumbuhan nilai investasi di bidang energi terbarukan sepanjang tahun 2023 dianggap belum cukup untuk menekan laju peningkatan emisi karbon dunia. Selain karena jumlahnya yang minim, distribusi dana investasi hijau juga belum dialirkan secara merata.

Berdasarkan laporan REN21, sebuah komunitas energi terbarukan global yang terdiri dari akademisi, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan industri, secara keseluruhan sepanjang tahun 2023, terdapat lebih dari 622,5 miliar dollar AS investasi baru disalurkan ke bidang energi terbarukan dan bahan bakar.

Editor:
Bagikan