logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊSurplus Perdagangan Maret...
Iklan

Surplus Perdagangan Maret akibat Turunnya Impor dan Faktor Musiman

Rupiah baru akan tertolong jika Amerika Serikat memutuskan memangkas kenaikan suku bunganya.

Oleh
AGNES THEODORA
Β· 1 menit baca
Kapal tunda menarik kapal bermuatan kontainer memasuki Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (15/1/2024). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor Indonesia pada Desember 2023 mencapai 19,11 miliar dollar AS, turun 2,45 persen dibandingkan dengan November 2023 dan turun 3,81 persen dibandingkan dengan Desember 2022.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Kapal tunda menarik kapal bermuatan kontainer memasuki Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (15/1/2024). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor Indonesia pada Desember 2023 mencapai 19,11 miliar dollar AS, turun 2,45 persen dibandingkan dengan November 2023 dan turun 3,81 persen dibandingkan dengan Desember 2022.

JAKARTA, KOMPAS β€” Neraca perdagangan Indonesia yang surplus 47 bulan berturut-turut belum tentu cukup kuat untuk menopang rupiah dari pelemahan lebih lanjut. Di tengah tren perlambatan ekonomi global, lonjakan surplus perdagangan pada Maret 2024 diperkirakan hanya sementara. Secara kumulatif, surplus perdagangan diperkirakan terus menyempit.

Rilis terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia kembali menorehkan surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 sebesar 4,47 miliar dollar AS. Artinya, RI telah mencatat surplus neraca perdagangan secara beruntun selama 47 bulan berturut-turut. Capaian Maret 2024 itu juga menjadi surplus tertinggi selama 13 bulan terakhir.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan