Konsumsi Masyarakat
Agar Dompet Tidak Tekor Setelah Lebaran
Dengan strategi keuangan yang tepat dan kesadaran berhemat, masyarakat tak perlu cemas menjalani hari-hari usai Lebaran.
![Slahat Ied yang menjadi momentum bagi kuluarga untuk ibadah bersama dan merayakan Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (10/4/2024). Umat muslim merayakan Idul Fitri dan bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat dekat. Lebaran ini juga menjadi tradisi untuk pulang ke kampung halaman.](https://assetd.kompas.id/5xlzfasdvE16ig2_-txtk78qthU=/1024x680/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F04%2F10%2F780ae79f-e14e-401e-a892-ac6bc9164b44_jpg.jpg)
Slahat Ied yang menjadi momentum bagi kuluarga untuk ibadah bersama dan merayakan Idul Fitri di Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (10/4/2024). Umat muslim merayakan Idul Fitri dan bersilaturahmi bersama keluarga dan kerabat dekat. Lebaran ini juga menjadi tradisi untuk pulang ke kampung halaman.
Habis mudik, terbit rasa cemas. Barangkali itu yang dirasakan sebagian orang ketika libur Lebaran sudah mau berakhir. Setelah larut dalam euforia hari raya, realita kembali menyapa. Dompet menipis karena "jor-joran" pengeluaran. Sementara, tanggal gajian masih lama. Bagaimana cara bertahan hidup?
Rully (27) masih ingat pengalaman pahitnya saat Lebaran tahun lalu. Terlena karena gaji bulanan masuk di tanggal yang sama dengan hari Idul Fitri, ia belanja sepuas hati. Membeli baju baru, makan-makan, mudik, membeli oleh-oleh, memberi "salam tempel" untuk keponakan, dan masih banyak pengeluaran lainnya.