logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPahit-Manis Meroketnya Harga...
Iklan

Pahit-Manis Meroketnya Harga Kakao

Efek perubahan iklim memberi berkah kepada petani kakao untuk sementara waktu. Bagaimana dengan nasib penyuka cokelat?

Oleh
ERIKA KURNIA
Β· 1 menit baca
Petani kakao, Derpina Murib, memanen buah cokelat yang telah matang di kebunnya di Kampung Utikini 2, Distrik Kuala, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (18/3/2022). Setiap minggu sekitar 20 kilogram buah cokelat bisa dipanen di kebun ini.
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Petani kakao, Derpina Murib, memanen buah cokelat yang telah matang di kebunnya di Kampung Utikini 2, Distrik Kuala, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (18/3/2022). Setiap minggu sekitar 20 kilogram buah cokelat bisa dipanen di kebun ini.

Siapa tidak suka cokelat? Makanan berbahan baku kakao ini banyak dinikmati sebagai perasa atau pelengkap kudapan. Rasa pahit-manisnya kini sedang diperebutkan karena kelangkaan dan kenaikan harga kakao dunia.

Konferensi Bidang Perdagangan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCTAD) melaporkan bahwa pencinta cokelat di seluruh dunia sedang terpukul oleh kelangkaan kakao yang sebagian disebabkan oleh krisis iklim. Cuaca ekstrem dan perubahan pola iklim telah mengganggu hasil panen, yang diperkirakan akan menurun selama tiga tahun berturut-turut, sehingga memperketat pasokan global dan menaikkan harga.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan