Kebijakan Energi
Industri Keramik dan Hulu Tekstil Minta Pemerintah Lanjutkan Subsidi Gas
Manfaat dan efek bergandanya sangat besar bagi ekspor, pendapatan pajak, pengurangan subsidi pupuk, dan investasi.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F07%2F13%2F991068f7-4985-4aca-8dff-863a21d55dc0_jpg.jpg)
Aktivitas petugas di area onshore processing facility (OPF) Saka Indonesia Pangkah Limited di Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Kamis (13/7/2023). Selain gas bumi dan LPG, di area fasilitas milik PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) itu juga memiliki oil treating facility (OTF) atau pemrosesan minyak bumi.
JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha menilai subsidi melalui program Harga Gas Bumi Tertentu atau HGBT bisa menciptakan nilai tambah perekonomian. Dengan demikian, pelaku usaha berharap pemerintah bisa segera memberi kepastian dengan melanjutkan program ini pada 2024.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto berharap pemerintah jangan hanya memandang subsidi harga gas melalui kebijakan HGBT dari sisi penurunan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) saja. Namun, kebijakan itu juga harus dilihat sebagai suatu motor pendorong perekonomian.