Pembangunan Transmisi Jawa-Sumatera Butuh Kajian Matang
Pembangunan transmisi Sumatera-Jawa bagian dari rencana PLN untuk mengevakuasi listrik berbasis energi terbarukan.
![Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di kawasan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (26/4/2020).](https://cdn-assetd.kompas.id/YKKzBrEgNltuBxn9vZoajb81wDM=/1024x564/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2020%2F04%2F26%2F1a3407bc-0f4f-494c-88e0-5b44bc8c8098_jpg.jpg)
Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di kawasan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (26/4/2020).
JAKARTA, KOMPAS β Rencana pembangunan jaringan transmisi listrik Sumatera-Jawa yang menjadi bagian rencana PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk menghubungkan sumber energi terbarukan ke pusat permintaan dinilai positif. Akan tetapi, perlu kajian matang, khususnya mengenai skema yang akan diterapkan kelak agar paket investasi yang ditawarkan menarik bagi investor.
Pembangunan transmisi Sumatera-Jawa bagian dari rencana green enablingsupergrid PLN, dalam rangka menyeimbangkan pasokan dan permintaan listrik energi terbarukan. Sebab, saat ini pusat permintaan ada di sejumlah provinsi di Jawa, sedangkan potensi energi terbarukan, seperti hidro, ada di luar Jawa, antara lain Aceh dan Sumatera Utara. Butuh transmisi untuk mengalirkan listrik ke pusat permintaan.