logo Kompas.id
EkonomiBenarkah Teknologi Kecerdasan ...
Iklan

Benarkah Teknologi Kecerdasan Buatan Lebih ”Lapar” Daya Listrik?

Listrik yang dibutuhkan untuk menjalankan kecerdasan buatan berpotensi dapat meningkatkan emisi karbon dunia.

Oleh
MEDIANA
· 1 menit baca
Pengunjung kegiatan hari bebas kendaraan (CFD) berfoto dengan gambar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dibuat dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di kawasan Jalan Udayana, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (7/1/2024).
KOMPAS/ISMAIL ZAKARIA

Pengunjung kegiatan hari bebas kendaraan (CFD) berfoto dengan gambar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dibuat dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di kawasan Jalan Udayana, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu (7/1/2024).

Meski sudah menjadi perbincangan umum bahwa mesin pembelajaran (machine learning) dianggap mengonsumsi banyak energi listrik, belum ada seorang peneliti pun, bahkan perusahaan di balik teknologi kecerdasan buatan, yang dapat mengatakan secara pasti berapa jumlah watt beserta biaya listrik yang dikeluarkan.

Jumlah daya dan biaya listrik yang sekarang muncul di masyarakat masih perkiraan sehingga hanya memberikan gambaran sekilas tentang total energi yang digunakan saat melatih ataupun menerapkan layanan berbasis kecerdasan buatan. Inilah yang patut dikhawatirkan karena akan menyulitkan mengukur dampaknya terhadap lingkungan.

Editor:
Bagikan