logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKomitmen Indonesia Akan...
Iklan

Komitmen Indonesia Akan Transisi Energi Dinilai Melemah

Penghentian pemanfaatan batubara sebagai sumber energi primer pembangkit listrik tidak bisa seketika. Harus terencana.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Teknisi memantau suhu serapan di atas permukaan panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata yang dikelola PT Pembangkitan Jawa Bali yang berada di kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021). PLTS berkapasitas 1 MW ini menjadi proyek percontohan sekaligus sarana pembelajaran tentang PLTS.
Kompas

Teknisi memantau suhu serapan di atas permukaan panel surya di Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata yang dikelola PT Pembangkitan Jawa Bali yang berada di kawasan Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (23/9/2021). PLTS berkapasitas 1 MW ini menjadi proyek percontohan sekaligus sarana pembelajaran tentang PLTS.

JAKARTA, KOMPAS β€” Komitmen Indonesia terhadap transisi energi dinilai melemah di saat sejumlah negara anggota Agensi Energi Internasional atau IEA berkomitmen dalam peningkatan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan global. Selain sinkronisasi kebijakan, juga dibutuhkan iklim investasi yang baik serta upaya serius untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Pengamat ekonomi energi yang juga dosen Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi mengatakan, kondisi itu, antara lain, terlihat dari masih rendahnya realisasi energi terbarukan dalam bauran energi primer yang sebesar 13,1 persen hingga akhir 2023. Padahal, ada target 23 persen pada 2025.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan