Industri Elektronik
Menanti Industri Elektronik Jadi Raja di Negeri Sendiri
Industri elektronik punya pasar besar dan pertumbuhan yang konsisten, tetapi masih banyak diisi merek global.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F12%2F01%2F65d79c87-9c47-4d73-b3f4-598b66a5c9a8_jpg.jpg)
Kegiatan perakitan barang elektronik dalam negeri di PT Adi Pratama Indonesia yang memiliki pabrik di Jalan Raya Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (1/12/2023). Pabrik ini memproduksi televisi, laptop, CCTV, dan berbagai jenis barang elektronik lain dengan merek SPC.
Industri manufaktur elektronik dalam negeri sejatinya punya potensi yang besar. Hanya, industri ini masih acap kali dipandang sebelah mata dibandingkan merek global. Mereka mendamba dukungan pemerintah dan keberpihakan pasar dalam negeri.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), industri elektronik terus mencatatkan pertumbuhan sejak triwulan ketiga 2022 hingga data teranyar, yakni triwulan ketiga 2023. Selama lima triwulan itu, industri bertumbuh masing-masing 12,56 persen, 7,62 persen, 12,78 persen, 17,32 persen, dan 13,68 persen. Catatan pertumbuhan ini hanya kalah dari industri logam dasar yang memang tengah kinclong dengan maraknya berbagai hilirisasi mineral sumber daya alam.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Belum Jadi Raja di Negeri Sendiri ".
Baca Epaper Kompas