Tren Pariwisata
Iklim Baik Pariwisata Berkelanjutan
Masyarakat dapat berkontribusi menahan kehancuran bumi dengan pariwisata berkelanjutan. Sembari berlibur dan berinteraksi dengan warga lokal, konsep ini dapat menjadi terobosan baru dengan peminat yang tinggi.

Wisatawan di Desa Panglipuran, Bangli, Bali (23/4/2023).
Status pandemi Covid-19 yang bergeser menjadi endemi membuka gerbang baru industri pariwisata. Kualitas pariwisata lebih diutamakan ketimbang kuantitas pergerakan wisatawan.
Pada saat bersamaan, perubahan iklim juga makin terasa dengan cuaca yang sulit terprediksi. Suhu terus meningkat. Risiko-risiko bencana alam yang dahulu dikira mustahil terjadi kini dapat berlangsung kapan saja. Fenomena perubahan iklim ini semakin menjadi kekhawatiran investor dunia. Laporan Survei Investor Global 2023 yang dilakukan PricewaterhouseCoopers (PwC) menunjukkan kekhawatiran akan isu perubahan iklim meningkat dari 22 persen pada 2022 menjadi 32 persen pada 2023.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Iklim Baik Pariwisata Berkelanjutan ".
Baca Epaper Kompas