COP28
Indonesia Butuh Realisasi Pendanaan Perubahan Iklim
Indonesia butuh realisasi pendanaan dari negara maju untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat sampai 2030, sesuai dengan hasil COP28 di Dubai.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F09%2F29%2F01c9af78-7309-42cc-8bbc-761fe70d3e37_jpg.jpg)
Guru mengamati panel surya yang terpasang di atap SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur, Kamis (29/9/2022). Sekolah ini menjadi salah satu dari empat sekolah negeri dengan konsep net zero carbon atau netralitas karbon di Jakarta. Sekolah lainnya adalah SDN Grogol Selatan 09, SDN Ragunan 08 Pagi, dan SMAN 96.
JAKARTA, KOMPAS — Seruan meningkatkan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat sampai 2030 yang tertuang dalam salah satu hasil konferensi perubahan iklim terbesar di dunia 2023 sejalan dengan arah pembangunan Indonesia. Namun, Indonesia membutuhkan realisasi pendanaan dari negara maju secara cepat.
Konferensi Para Pihak atau COP28 di Dubai, yang ditutup Rabu (13/12/2023), mengadopsi komitmen tersebut dalam dokumen Global Stocktake atau Inventarisasi Global. Selain meningkatkan tiga kali lipat energi terbarukan, efisiensi energi dua kali lipat dari rata-rata tahunan global.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Respon Hasil COP28, Kadin Bentuk ".
Baca Epaper Kompas