logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKNKT : Sistem Keselamatan...
Iklan

KNKT : Sistem Keselamatan Kapal Roro Masih Bermasalah

Kecelakaan kapal didominasi insiden kebakaran yang disebabkan muatan barang. Salah satunya dipicu penanganan barang bahan berbahaya dan beracun yang belum dapat terdeteksi dari muatan barang lainnya.

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Β· 0 menit baca
Kondisi Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Royce 1 setelah terbakar di Selat Sunda, Minggu (7/5/2023). KMP Royce 1 dilaporkan terbakar setelah 40 menit bertolak dari Dermaga III Pelabuhan Merak. Seluruh penumpang dilaporkan selamat. Sumber api diduga berasal dari sebuah bus yang kemudian membakar sekitar 13 unit kendaraan di dalam kapal. Saat ini, api berhasil dipadamkan dan kapal akan dievakuasi menuju Pelabuhan Merak. ADRYAN YOGA PARAMADWYA (Z20) 07-05-2023
ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Kondisi Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Royce 1 setelah terbakar di Selat Sunda, Minggu (7/5/2023). KMP Royce 1 dilaporkan terbakar setelah 40 menit bertolak dari Dermaga III Pelabuhan Merak. Seluruh penumpang dilaporkan selamat. Sumber api diduga berasal dari sebuah bus yang kemudian membakar sekitar 13 unit kendaraan di dalam kapal. Saat ini, api berhasil dipadamkan dan kapal akan dievakuasi menuju Pelabuhan Merak. ADRYAN YOGA PARAMADWYA (Z20) 07-05-2023

JAKARTA, KOMPAS – Penanganan bahan berbahaya dan beracun atau B3 pada sektor transportasi, khususnya pelayaran perlu mendapat perhatian khusus. Kesiapan sumber daya manusia dibutuhkan untuk menangani barang muatan B3.

Data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan, 221 kecelakaan pelayaran diinvestigasi selama 2007-2023. Mayoritas kecelakaan tergolong kapal terbakar (33 persen) dengan salah satu fokus penanganan terbesar pada kapal penumpang roll-on/roll-of atau ro-ro (mengangkut kendaraan dan penumpang). Sebagian besar kecelakaan itu mengakibatkan korban jiwa.

Editor:
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
Bagikan