logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊInovasi Pengenalan Wajah, KAI ...
Iklan

Inovasi Pengenalan Wajah, KAI Didorong Perbaiki Kebijakan Privasi Data

Inovasi perekaman wajah penumpang PT Kereta Api Indonesia (Persero) perlu diikuti dengan jaminan keamanan data privasi. Penumpang semestinya bebas memilih mendaftarkan data biometriknya atau tidak.

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Β· 1 menit baca
Penumpang memindai wajah sebelum masuk Stasiun Yogyakarta, Kamis (16/11/2023). PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta mencatat, sekitar 96.000 tiket keberangkatan periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 telah terjual hingga Rabu (15/11/2023). Dari jumlah penjualan tiket KA periode 21-30 Desember 2023, sejumlah kota yang menjadi tujuan favorit, antara lain, Yogyakarta, Surabaya, Purwokerto, Kutoarjo, Semarang, Tegal, Solo, dan Bandung.
KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA

Penumpang memindai wajah sebelum masuk Stasiun Yogyakarta, Kamis (16/11/2023). PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta mencatat, sekitar 96.000 tiket keberangkatan periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 telah terjual hingga Rabu (15/11/2023). Dari jumlah penjualan tiket KA periode 21-30 Desember 2023, sejumlah kota yang menjadi tujuan favorit, antara lain, Yogyakarta, Surabaya, Purwokerto, Kutoarjo, Semarang, Tegal, Solo, dan Bandung.

JAKARTA, KOMPAS β€” Fitur pengenalan wajah atau face recognition yang diterapkan PT Kereta Api Indonesia (Persero) menjadi inovasi untuk mempermudah penumpang masuk ke peron. Alih-alih meningkatkan efisiensi, sebagian pihak menilai fitur tersebut kurang tepat guna di tengah sorotan banyak orang terhadap masalah keamanan data pribadi.

Seorang pengguna kereta api (KA), Fachrial Kautsar, mengeluhkan sulitnya memasuki ruang tunggu menuju peron di Stasiun Bandung, Jawa Barat. Sebab, para petugas stasiun mewajibkan penggunaan fitur pengenalan wajah(FR).

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan