logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKEK Likupang Butuh Evaluasi...
Iklan

KEK Likupang Butuh Evaluasi Menyeluruh

Konsep pariwisata Likupang berubah dari KEK yang penuh investasi infrastruktur menjadi wisata berkelanjutan.

Oleh
YOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA
Β· 1 menit baca
Beberapa wisatawan mengunjungi obyek wisata alam Bukit Larata di Desa Kinunang, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (15/9/2023). Obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat melalui badan usaha milik desa (BUMDes) itu diharapkan dapat membawa pemasukan bagi desa seiring dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang seluas 197,4 hektar yang mencakup tiga desa.
ANTARA/ADWIT B PRAMONO

Beberapa wisatawan mengunjungi obyek wisata alam Bukit Larata di Desa Kinunang, Likupang Timur, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (15/9/2023). Obyek wisata yang dikelola oleh masyarakat melalui badan usaha milik desa (BUMDes) itu diharapkan dapat membawa pemasukan bagi desa seiring dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang seluas 197,4 hektar yang mencakup tiga desa.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Likupang, Sulawesi Utara, disorot pemerintah pusat karena perkembangannya yang stagnan. Kondisi ini sekaligus menjadi bahan evaluasi pemerintah terhadap status KEK di sejumlah daerah.

Likupang dipandang perlu mencari investor utama untuk mengembangkan kawasan. Sejak 2019, realisasi investasi KEK Likupang baru Rp 488 miliar dengan serapan 564 tenaga kerja. Padahal, target pada 2040 ada investasi Rp 5 triliun untuk mempekerjakan 33.262 orang (Kompas.id, 6/11/2023).

Editor:
AUFRIDA WISMI WARASTRI
Bagikan