logo Kompas.id
โ€บ
Ekonomiโ€บCara Lego Berkampanye
Iklan

Cara Lego Berkampanye

Bermain memungkinkan anak-anak menggunakan kreativitas mereka sambil mengembangkan imajinasi, ketangkasan, kemampuan berpikir, dan kekuatan emosional.

Oleh
ANDREAS MARYOTO
ยท 1 menit baca
Anak-anak bermain layang-layang saat acara Ngaran Kite Festival di Dusun Ngaran, Desa Margokaton, Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (9/9/2023).  Selama kegiatan ini berlangsung, seluruh pengunjung dilarang menggunakan kemasan plastik sekali pakai sebagai upaya edukasi tentang kelestarian lingkungan.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Anak-anak bermain layang-layang saat acara Ngaran Kite Festival di Dusun Ngaran, Desa Margokaton, Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (9/9/2023). Selama kegiatan ini berlangsung, seluruh pengunjung dilarang menggunakan kemasan plastik sekali pakai sebagai upaya edukasi tentang kelestarian lingkungan.

Sebagian besar orangtua mati-matian menyiapkan anak agar kelak ketika dewasa mereka โ€menjadi orangโ€. Setiap hari anak diikutsertakan dengan berbagai pelatihan dan kursus yang tujuannya menyiapkan agar mereka sukses di kemudian hari. Sayang sekali mereka lupa, waktu bermain anak menjadi sedikit. Padahal, bermain adalah hal substansial dalam pengembangan fisik dan kepribadian anak pada masa depan.

Perusahaan mainan anak Lego berusaha melawan kebiasaan ini dengan melakukan kampanye โ€Play is your superpowerโ€. Waktu anak bermain nyaris tidak ada. Orangtua sibuk mengajak anak-anak untuk urusan yang menjadi obsesi para orangtuanya. Lego menyebutkan, akibatnya waktu bermain anak hanya 2 persen dalam seminggu atau setara dengan 7 jam saja. Lebih parah lagi, sepertiga anak hanya memiliki waktu bermain 3,5 jam. Lego menyindir, waktu orang dewasa berada di gawai dalam sehari lebih lama dibandingkan waktu anak bermain dalam seminggu. Salah satu studi menyebutkan, waktu orang dewasa berada di gawai di atas 3 jam sehari.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan