logo Kompas.id
EkonomiPenyimpanan Karbon Jadi Daya...
Iklan

Penyimpanan Karbon Jadi Daya Tarik Investasi

Saat ini tengah disusun rancangan perpres tentang ”carbon capture, utilization, and storage” (CCUS). CCUS ke depan dinilai akan menjadi bisnis tersendiri di industri minyak dan gas bumi.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 0 menit baca
Suasana salah satu penandatanganan MOU pada International & Indonesia CCS Forum 2023, yang diikuti secara daring oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, Senin (11/9/2023). CCS atau teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dinilai sebagai kebutuhan di masa mendatang seiring komitmen dekarbonisasi, termasuk di industri minyak dan gas bumi.
KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA

Suasana salah satu penandatanganan MOU pada International & Indonesia CCS Forum 2023, yang diikuti secara daring oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, di Jakarta, Senin (11/9/2023). CCS atau teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dinilai sebagai kebutuhan di masa mendatang seiring komitmen dekarbonisasi, termasuk di industri minyak dan gas bumi.

JAKARTA, KOMPAS — Teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau CCS dinilai akan dibutuhkan ke depan, bahkan menjadi bagian dari daya tarik investasi. Apalagi, Indonesia memiliki potensi kapasitas penyimpanan hingga 400 gigaton CO2. Adapun pemerintah tengah menyusun peraturan presiden yang akan mengatur tentang CCS.

Carbon capture, and storage (CCS) ialah teknologi penangkapan dan penyimpanan emisi karbon sehingga tidak terlepas ke atmosfer. CO2 dari industri minyak dan gas bumi atau lainnya, ditangkap untuk diinjeksikan ke dalam reservoir atau saline aquifer (reservoir air bersalinitas tinggi) sehingga CO2 akan larut ataupun tersimpan secara permanen.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan