Arah Tak Pasti Pembenahan Subsidi
Dari sejumlah penyebab polusi udara di Jabodetabek, sektor transportasi menjadi salah satu kontributornya. Menjadi ironis karena pertalite, BBM yang disubsidi negara, justru banyak dinikmati kalangan mampu.
![Kepadatan lalu lintas di kawasan Pancoran, Jakarta, Rabu (9/8/2023). Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang polusi udara di Jakarta.](https://cdn-assetd.kompas.id/wp_CNW9cTmovZAIC5zygnDbLhsY=/1024x682/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F08%2F30%2F07bb3a00-ea7e-4549-8b83-040e8f4cd9e5_jpg.jpg)
Kepadatan lalu lintas di kawasan Pancoran, Jakarta, Rabu (9/8/2023). Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang polusi udara di Jakarta.
Dari inventarisasi emisi polusi udara di Jakarta oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 2020 (menggunakan data 2018), diketahui sumber utama polusi udara di Jakarta berasal dari sektor transportasi dan industri. Dari tujuh jenis emisi yang diinventarisasi, enam di antaranya didominasi sektor transportasi. Pada partikulat (PM10), misalnya, transportasi menyumbang sebesar 57,99 persen.
Sementara di tingkat nasional, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2021, proporsi penggunaan pertalite (RON 90) mencapai 79 persen atau tertinggi di antara jenis bahan bakar minyak (BBM) bensin lainnya, seperti pertamax, pertamax turbo, dan premium. Tren peningkatan konsumsi pertalite juga terus meningkat setiap tahun.