logo Kompas.id
EkonomiJaminan Pasokan Jadi Tantangan...
Iklan

Jaminan Pasokan Jadi Tantangan Optimalisasi Biomassa

Menurut data Kementerian ESDM, hingga Mei 2023, pembangkit listrik tenaga bioenergi telah mencapai 3.091,4 megawatt (MW). Sebanyak 238,4 MW berasal dari sistem ”on grid” dan 2.852,9 MW dari sistem ”off grid”.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
· 0 menit baca
Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa di Desa Keliwumbu, Kecamatan Mourole, Kabupaten Ende, NTT, Kamis (7/10/2021). PLTU Ropa dengan kapasitas 2 x 7 megawatt (MW) mulai memanfaatkan metode<i> co-firing</i> dengan memanfaatkan sampah biomassa 5 persen sebagai substitusi atau campuran batubara.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Foto udara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ropa di Desa Keliwumbu, Kecamatan Mourole, Kabupaten Ende, NTT, Kamis (7/10/2021). PLTU Ropa dengan kapasitas 2 x 7 megawatt (MW) mulai memanfaatkan metode co-firing dengan memanfaatkan sampah biomassa 5 persen sebagai substitusi atau campuran batubara.

JAKARTA, KOMPAS – Investasi dan jaminan pasokan menjadi tantangan dalam pemanfaatan biomassa, yang juga bagian dari bioenergi. Solusi yang dapat digunakan dalam mengatasi tantangan itu ialah dengan pengembangan teknologi dalam negeri serta pemanfaatan sejumlah skema dukungan pendanaan internasional.

Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi Direktorat Bioenergi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Trois Dilisusendi mengatakan, hingga Mei 2023, pembangkit listrik tenaga bioenergi telah mencapai 3.091,4 megawatt (MW).

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan