logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBerkah Elektrifikasi untuk...
Iklan

Berkah Elektrifikasi untuk Petani Lahan Pasir

Elektrifikasi pertanian membawa berkah bagi para petani lahan pasir, di Bantul, DIY. Teknologi tersebut membuat biaya penyiraman terpangkas besar. Dahulu, biaya itulah yang paling besar setiap masa tanam.

Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
Β· 1 menit baca
Petani lahan pasir menyirami bawang yang mereka tanam, di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (19/6/2023). Air diperoleh lewat pompa yang digerakkan oleh energi listrik dari PLN. Penggunaan energi listrik memangkas ongkos produksi pertanian paling banyak, yaitu penyiraman.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Petani lahan pasir menyirami bawang yang mereka tanam, di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (19/6/2023). Air diperoleh lewat pompa yang digerakkan oleh energi listrik dari PLN. Penggunaan energi listrik memangkas ongkos produksi pertanian paling banyak, yaitu penyiraman.

Senyum merekah terpancar dari para petani lahan pasir setelah hadirnya elektrifikasi pertanian di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Biaya atau modal tanam mampu dipangkas secara signifikan lewat inovasi elektrifikasi. Kegigihan petani mencari jalan keluar mengantarkan mereka pada efektivitas produksi hasil pertanian.

”Kalau dulu itu sulit sekali. Kami harus pakai gembor (alat penyiram menyerupai ember) dan butuh waktu berjam-jam. Paling tidak kami butuh waktu 3-4 jam untuk menyirami lahan sekitar 1.000 meter persegi,” kata Rujito, salah satu petani di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, hari Senin (19/6/2023), seusai menyirami lahan pertaniannya.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan