logo Kompas.id
EkonomiBertani dengan ”Jempol” ala...
Iklan

Bertani dengan ”Jempol” ala Petani Muda Keren Gobleg

Petani Muda Keren Desa Gobleg, Buleleng, Bali, telah melahirkan sistem pertanian hortikultura organik berbasis IoT. Syarat utama penerapan ”smart farming” ini adalah ketersediaan jaringan listrik dan internet di lahan.

Oleh
Hendriyo Widi
· 1 menit baca
Petani hortikultura yang tergabung dalam Kelompok Petani Muda Keren (PMK) Gobleg di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, memantau kondisi tanamannya, Sabtu (10/6/2023). Kelompok PMK Gobleg mengembangkan pertanian hortikultura organik berbasis internet untuk segala sejak empat tahun lalu. Teknologi ini mampu mengefisienkan biaya dan tenaga, bahkan meningkatkan produksi sayur dan buah.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Petani hortikultura yang tergabung dalam Kelompok Petani Muda Keren (PMK) Gobleg di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, memantau kondisi tanamannya, Sabtu (10/6/2023). Kelompok PMK Gobleg mengembangkan pertanian hortikultura organik berbasis internet untuk segala sejak empat tahun lalu. Teknologi ini mampu mengefisienkan biaya dan tenaga, bahkan meningkatkan produksi sayur dan buah.

Tinggal klik dengan jempol, sejumlah petani hortikultura Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dapat menyiram tanaman kapan pun dan dimana pun asal terdapat jaringan internet. Mereka juga dapat memantau kondisi kebun dan tanaman serta kadar air dan keasaman tanah secara terukur dari genggaman tangan.

”Sambil duduk minum kopi dan menonton sepak bola, sambil hajatan di rumah saudara di luar kota atau tetangga, bahkan sambil jalan-jalan di luar kota, kami dapat menyiram dan memantau kondisi tanaman kami melalui telepon pintar,” kata Gede Suardita (44), Ketua Kelompok Petani Muda Keren (PMK) Gobleg, Sabtu (10/6/2023), di Buleleng.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan