Ketimbang Kompetisi, Negara di Asia Tenggara Bisa Kembangkan Panel Surya Bersama
Indonesia beserta negara di Asia Tenggara lainnya bisa mengembangkan ekosistem energi terbarukannya secara bersama. Jaringan listrik dapat dibangun untuk menghubungkan seluruh negara di Asia Tenggara.
JAKARTA, KOMPAS – Perkembangan energi surya yang pesat membuat harga komponen penyusunnya kian kompetitif dan mampu mengundang investor. Ketimbang berkompetisi, momentum ini bisa dimanfaatkan negara di Asia Tenggara untuk mengembangkan sektor energi terbarukan masing-masing.
Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) mencatat, kapasitas energi terbarukan akan bertumbuh 440 gigawatt (GW) pada 2023 dan 550 GW tahun 2024. Total investasinya—termasuk pembangkit, kendaraan, penyimpanan, hingga jaringan listrik—diproyeksi mencapai 1,7 triliun dollar AS atau Rp 25.281 triliun. Sebanyak 382 miliar dollar AS atau Rp 5.681 triliun di antaranya merupakan investasi energi surya.