Harga Pangan Menuju Keseimbangan Baru
Proses pembentukan harga baru sejumlah pangan pokok tengah terjadi di dalam negeri. Hal itu terjadi ketika sebagian besar masyarakat tengah memulihkan pendapatan akibat dampak pandemi Covid-19 dan kenaikan harga BBM.
![Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Rabu (3/5/2023).](https://cdn-assetd.kompas.id/Of4oNYU1qqjTRv4kLdncQOGm5bs=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F05%2F03%2Fe5bc88c6-a9b1-4a10-8118-a7e3c9a120c8_jpg.jpg)
Pedagang beras menunggu pembeli di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Rabu (3/5/2023).
Harga sejumlah bahan pangan pokok tengah menuju keseimbangan baru. Pembentukan harga baru akan lebih tinggi daripada harga sebelumnya. Situasi itu membuat pemerintah dihadapkan pada dilema menjaga keseimbangan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.
Jika harga pangan naik, beban konsumen bakal semakin berat karena masih ada kelompok masyarakat yang daya belinya belum benar-benar pulih. Sebaliknya, jika harga pangan tidak naik, produsenlah yang terbebani karena biaya produksi sudah naik.