logo Kompas.id
EkonomiEkosistem "Start Up" di...
Iklan

Ekosistem "Start Up" di Indonesia Masih Dianggap Punya Daya Tarik Bagi Investor

Ekosistem "start up" di Indonesia dinilai masih menarik bagi investor kendati sedang terjadi ketidakpastian kondisi ekonomi. Ketersediaan dana yang ada cenderung lebih banyak diarahkan bagi "start up" tahap awal.

Oleh
MEDIANA
· 1 menit baca
Eksekutif "start up" Indonesia berbicara mengenai masa depan perusahaan rintisan Indonesia dalam acara Ngeteh Sore Bersama Kompas di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (21/1/2020).
KOMPAS/HERU SRI KUMORO (KUM)

Eksekutif "start up" Indonesia berbicara mengenai masa depan perusahaan rintisan Indonesia dalam acara Ngeteh Sore Bersama Kompas di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (21/1/2020).

JAKARTA, KOMPAS — Singapura dan Indonesia masih menjadi tempat bagi sebagian besar modal investasi usaha rintisan bidang teknologi di Asia Tenggara sepanjang tahun 2022. Meski demikian, jumlah dan nilai kesepakatan investasi mengalami penurunan. Pemulihan diperkirakan belum terjadi pada tahun 2023.

“Kondisi tersebut merupakan reaksi alami terhadap iklim makro global, yaitu kenaikan suku bunga, lingkungan ekonomi yang melemah, dan ketidakpastian lain di masa depan sehingga membuat investor semakin sulit untuk menyelesaikan kesepakatan investasi,” ujar Head of Bain’s South East Asia Private Equity Practice, Usman Akhtar, dalam pernyataan resmi di Jakarta, Kamis (20/4/2023).

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan