logo Kompas.id
EkonomiIndustri Keuangan Syariah...
Iklan

Industri Keuangan Syariah Perlu Dukungan Ekosistem Syariah

Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, industri keuangan syariah Indonesia punya ruang pertumbuhan yang besar.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
· 1 menit baca
Jumpa Pers mengenai “Perkembangan Keuangan Syariah” yang diselenggarakan di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (11/4/2023). Hadir sebagai pembicara (kiri ke kanan) Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot, Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah, Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasari, dan Direktur Pengembangan IKNB dan Inovasi Keuangan Digital OJK Edi Setijawan.
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Jumpa Pers mengenai “Perkembangan Keuangan Syariah” yang diselenggarakan di Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Rabu (11/4/2023). Hadir sebagai pembicara (kiri ke kanan) Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot, Direktur Pengaturan dan Pengembangan Perbankan Syariah OJK Nyimas Rohmah, Direktur Pengembangan Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasari, dan Direktur Pengembangan IKNB dan Inovasi Keuangan Digital OJK Edi Setijawan.

JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan dan pertumbuhan industri keuangan syariah dinilai masih punya potensi yang sangat besar. Selama ini pertumbuhan industri ini belum optimal. Padahal, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Agar tumbuh optimal, industri keuangan syariah harus disinergiskan dengan ekosistem industri halal dan aktivitas ekonomi syariah.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan Desember 2022, total aset industri keuangan syariah mencapai Rp 2.375,84 triliun. Angka ini setara dengan 10,69 persen dibandingkan total aset industri keuangan konvensional yang sebesar Rp 22.216,95 triliun.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan