logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPengembangan Biogas...
Iklan

Pengembangan Biogas Membutuhkan Insentif

Pengembangan biogas kerap kali menemui kendala, seperti penguasaan teknologi hingga model bisnis ke masyarakat. Meski tak mudah, tetapi harus ditekuni hingga aspek keekonomian dapat tercapai.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 0 menit baca
Kasinem (57) memasak pakan untuk ternak sapinya menggunakan kompor berbahan bakar biogas dari kotoran sapi di Desa Merapisari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (24/9/2018). Sejak sekitar empat tahun terakhir sebanyak 25 keluarga desa itu telah mengurangi ketergantungan terhadap gas elpiji dan beralih menggunakan biogas hasil pengolahan kotoran ternak mereka untuk mencukupi kebutuhan gas rumah tangga sehari-hari. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Kasinem (57) memasak pakan untuk ternak sapinya menggunakan kompor berbahan bakar biogas dari kotoran sapi di Desa Merapisari, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (24/9/2018). Sejak sekitar empat tahun terakhir sebanyak 25 keluarga desa itu telah mengurangi ketergantungan terhadap gas elpiji dan beralih menggunakan biogas hasil pengolahan kotoran ternak mereka untuk mencukupi kebutuhan gas rumah tangga sehari-hari. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

JAKARTA, KOMPAS - Peluncuran perizinan biogas sebagai bahan bakar lain dinilai menjadi satu hal positif dalam meningkatkan pemanfaatan bioenergi tersebut. Apalagi, potensi biogas melimpah, bahkan diharapkan kelak bisa menggantikan gas bumi atau elpiji. Namun, masih perlu insentif agar bioenergi bisa berkembang secara masif.

Sebelumnya, pada Kamis (9/3/2023), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Investasi meluncurkan perizinan biogas sebagai bahan bakar lain, yakni Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 35203. Dengan peluncuran itu, diharapkan investasi masuk untuk mendukung pengembangan biogas.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan