logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊBelum Ada Titik Temu Skema...
Iklan

Belum Ada Titik Temu Skema "Power Wheeling"

Power wheeling memiliki potensi untuk dimanfaatkan demi peningkatan pertumbuhan energi terbarukan. Akan tetapi, penerapan skema power wheeling memiliki tantangan, baik dari aspek regulasi maupun ekonomi.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Priyatno (47) memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya untuk menyedot air dari sumur bor di tengah sawah di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (11/10/2022). Inovasi itu hadir atas sinergi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV, Pertamina Foundation, serta Politeknik Negeri Cilacap.
KOMPAS/WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO

Priyatno (47) memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya untuk menyedot air dari sumur bor di tengah sawah di Desa Kalijaran, Kecamatan Maos, Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (11/10/2022). Inovasi itu hadir atas sinergi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit IV, Pertamina Foundation, serta Politeknik Negeri Cilacap.

Skema power wheeling atau pemanfaatan bersama jaringan tenaga listrik memiliki potensi besar untuk memacu pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia yang saat ini berjalan sangat lambat. Namun, untuk diterapkan, masih ada sejumlah tantangan, baik aspek regulasi maupun ekonomi. Pendalaman skema tersebut dinilai perlu dilakukan.

Pembicaraan mengenai power wheeling mengemuka dalam webinar "Energi Baru dan Energi Terbarukan untuk Kemakmuran Semua: Dilema Power Wheeling, Insentif, dan Harga" yang digelar Center of Economic and Law Studies (Celios) Selasa (28/2/2023). Power wheeling dinilai sebagai salah satu instrumen penting agar target bauran energi terbarukan di Indonesia dapat tercapai.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan