KEBIJAKAN FISKAL
Jaga Momentum Penyehatan APBN
Kinerja APBN yang sehat sepanjang 2022 akan menjadi bekal untuk menghadapi perlambatan ekonomi tahun ini. Sejumlah cara akan ditempuh untuk menggenjot penerimaan negara dan menjaga momentum penyehatan APBN.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F12%2F05%2F874c73b7-7605-4b0c-976b-15536a1a1cc7_jpg.jpg)
Karyawan meninggalkan perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, saat jam pulang kerja, Senin (5/12/2022). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan akan berada di atas 5 persen. Namun, ketidakpastian ekonomi global yang tinggi berpotensi meningkatkan tekanan bagi perekonomian domestik.
JAKARTA, KOMPAS — Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2022 ditutup dengan defisit fiskal yang mampu ditekan lebih awal ke bawah 3 persen berkat pendapatan negara yang melonjak sepanjang tahun. Dibutuhkan usaha ekstra untuk menjaga momentum penyehatan APBN pada tahun 2023 di tengah tren pelambatan ekonomi global dan harga komoditas yang tidak setinggi tahun lalu.
Per Desember 2022, defisit APBN tercatat Rp 464,3 triliun atau 2,38 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya, pada November 2022, defisit masih di posisi 1,21 persen terhadap PDB atau sebesar Rp 236,9 triliun. Data ini berupa angka sementara karena masih perlu melalui proses audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 9 dengan judul "Jaga Momentum Penyehatan APBN".
Baca Epaper Kompas