logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊDua Wajah Kebijakan BI
Iklan

Dua Wajah Kebijakan BI

Kebijakan moneter BI berupa kenaikan suku bunga menahan laju pertumbuhan ekonomi. Namun, kebijakan BI lainnya, yakni makroprudensial diarahkan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
 Foto udara rumah tapak di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Foto udara rumah tapak di Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).

Sebagai otoritas moneter, tugas utama Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai rupiah baik terhadap inflasi maupun fluktuasi nilai tukar. Untuk menjaga stabilitas tersebut, bank sentral dilengkapi dengan senjata utama yakni suku bunga acuan. Namun kenaikan suku bunga ibarat jamu pahit bagi perekonomian. Agar tidak melulu yang pahit-pahit, BI pun membaur kebijakannya sehingga selain jamu pahit, ada juga jamu manis yang berasal dari kebijakan makroprudensial. Kebijakan ini diarahkan untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi (pro growth). Demikianlah dua wajah kebijakan BI.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Oktober lalu, BI menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 50 basis poin sehingga menjadi 4,75 persen. Ini meneruskan tren kenaikan sebelumnya yakni 50 basis poin pada September dan 25 basis poin pada Agustus. Dengan demikian, sepanjang tahun ini BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan