logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPerlu Strategi Jitu Redam...
Iklan

Perlu Strategi Jitu Redam Inflasi

Kenaikan harga BBM diperkirakan akan mengikis pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 0,28 persen menjadi 4,89 persen. Upaya meredam dampak kenaikan harga dibutuhkan agar beban masyarakat berkurang.

Oleh
Tim Kompas
Β· 1 menit baca
Seorang lansia didampingi dan dibantu warga lain ketika hendak duduk untuk menerima uang bantuan sosial pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Aula Pos RW 01 Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022). Sebanyak 55 kepala keluarga dari 3 RW di wilayah kelurahan ini mencaikan bantuan sosial pengalihan subsidi BBM. Pemerintah mulai mencairkan program bantuan sosial pengalihan subsidi BBM ini mulai Kamis (1/9/2022). Besaran bantuan ini adalah Rp 150.000 per kepala keluarga dan dibayarkan setiap dua bulan sekali hingga akhir tahun 2022.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Seorang lansia didampingi dan dibantu warga lain ketika hendak duduk untuk menerima uang bantuan sosial pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) di Aula Pos RW 01 Kelurahan Gambir, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (2/9/2022). Sebanyak 55 kepala keluarga dari 3 RW di wilayah kelurahan ini mencaikan bantuan sosial pengalihan subsidi BBM. Pemerintah mulai mencairkan program bantuan sosial pengalihan subsidi BBM ini mulai Kamis (1/9/2022). Besaran bantuan ini adalah Rp 150.000 per kepala keluarga dan dibayarkan setiap dua bulan sekali hingga akhir tahun 2022.

JAKARTA, KOMPAS β€” Sejumlah daerah merespons dampak kenaikan harga bahan bakar minyak dengan berbagai cara guna meminimalkan beban masyarakat. Namun, masih ada kendala-kendala terkait validasi data penerima bantuan sosial serta tata cara penyalurannya.

Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengatur strategi agar inflasi tidak melonjak sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Tim pengendali inflasi terus memantau perkembangan harga komoditas.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan