logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊPupuk Sulit Dijangkau, Risiko ...
Iklan

Pupuk Sulit Dijangkau, Risiko Penurunan Produksi Membayangi

Petani menghadapi problem serius musim ini, yakni kelangkaan pupuk subsidi dan lonjakan harga pupuk nonsubsidi. Jika problem itu tidak diatasi segera, produksi sekaligus ketahanan pangan nasional terancam.

Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
Β· 1 menit baca
Petani mengangkut pupuk urea di sebuah kios di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/1/2021). Setiap petani hanya mendapatkan 1 karung pupuk urea ukuran 50 kilogram. Padahal, kebutuhannya jauh lebih besar dibandingkan kuota yang disediakan.
ABDULLAH FIKRI ASHRI

Petani mengangkut pupuk urea di sebuah kios di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (6/1/2021). Setiap petani hanya mendapatkan 1 karung pupuk urea ukuran 50 kilogram. Padahal, kebutuhannya jauh lebih besar dibandingkan kuota yang disediakan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Para petani masih tertekan oleh kelangkaan pupuk subsidi dan melonjaknya harga pupuk nonsubsidi. Apabila tidak segera diatasi, ada risiko serius pada produksi mengingat para petani, terutama petani padi, masih sangat bergantung pada pupuk sintetis atau kimia. Pembenahan sistem penyaluran pupuk bersubsidi diperlukan dengan perencanaan dan pengawasan yang optimal sehingga pupuk bisa tepat sasaran.

Problem kekurangan pupuk yang dialami petani di sejumlah daerah masih terjadi. Cirebon, Jawa Barat, misalnya, kekurangan 6.000 ton pupuk bersubsidi jenis NPK. Sementara pupuk nonsubsidi harganya lebih dari empat kali lipat dibandingkan NPK subsidi. Petani pun tidak mampu membeli banyak (Kompas, 23/8/2022).

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan