logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊEkspor CPO Diperkirakan...
Iklan

Ekspor CPO Diperkirakan Berjalan Lambat meski Rasio Pengali Dinaikkan

Gapki memperkirakan ekspor CPO akan berjalan lambat meski pemerintah melonggarkan kebijakan. Sementara di saat harga TBS masih rendah, petani sawit harus menanggung kenaikan harga pupuk sebesar 70-80 persen per zak.

Oleh
Hendriyo Widi
Β· 1 menit baca
Foto aerial perkebunan dan pabrik kelapa sawit dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (29/4/2021). PT SSMS memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan sejumlah produk turunannya yang diekspor ke China, Banglades, India, dan Pakistan.
KOMPAS/RIZA FATHONI

Foto aerial perkebunan dan pabrik kelapa sawit dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (29/4/2021). PT SSMS memproduksi minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan sejumlah produk turunannya yang diekspor ke China, Banglades, India, dan Pakistan.

JAKARTA, KOMPAS β€” Pemerintah menaikkan rasio pengali ekspor minyak kelapa sawit mentah dan sejumlah produk turunannya menjadi sembilan kali lipat dari realisasi kewajiban memasok kebutuhan pasar domestik atau DMO. Namun, ekspor minyak goreng dan bahan bakunya itu diperkirakan tetap berjalan lambat.

Hal itu terjadi karena pasar global masih lesu dan eksportir membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan kapal. Di samping itu, kebijakan percepatan ekspor melalui program pengosongan tangki-tangki minyak kelapa sawit mentah (CPO) atau flush out telah berakhir per 31 Juli 2022. Hingga kini, pemerintah belum memastikan akan melanjutkan atau benar-benar menghentikan program itu.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan