logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊRisiko Eksternal Dipagari...
Iklan

Risiko Eksternal Dipagari Bauran Kebijakan

Meski tingkat inflasi di Indonesia masih moderat, bauran kebijakan ekonomi tetap diperlukan untuk menyerap risiko-risiko global yang berpeluang mengganggu stabilitas ekonomi domestik.

Oleh
DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Β· 1 menit baca
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan kepada wartawan terkait hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSKK) di Jakarta, Senin (1/8/2022).
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kiri), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan keterangan kepada wartawan terkait hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSKK) di Jakarta, Senin (1/8/2022).

JAKARTA, KOMPAS β€” Komite Stabilitas Sistem Keuangan membentengi perekonomian domestik dari ancaman stagflasi dengan mengontrol pergerakan inflasi sembari tetap menjaga geliat konsumsi di dalam negeri. Risiko ekonomi eksternal diantisipasi dengan menjaga stabilitas sektor riil melalui bauran kebijakan fiskal dan moneter.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan hasil rapat berkala III Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Jakarta, Senin (1/8/2022), mengatakan, tekanan inflasi global telah berdampak terhadap tren peningkatan harga berbagai barang di dalam negeri.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan