logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊTransisi ke Ekonomi Sirkular...
Iklan

Transisi ke Ekonomi Sirkular Perlu Perencanaan Matang

Transisi menuju ekonomi berkelanjutan menjadi hal mutlak yang tidak dapat ditunda. Kebutuhan itu semakin mendesak di tengah masalah lingkungan yang semakin kompleks. Namun, implementasinya butuh perencanaan matang.

Oleh
agnes theodora
Β· 1 menit baca
Salah seorang pekerja menunjukkan tumpukan limbah bahan berbahaya dan beracun jenis garnet di Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) di Kabil, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/5/2019). Sebanyak 18.711 ton limbah bahan berbahaya dan beracun menumpuk di Batam akibat perbaikan mekanisme tata kelola pengiriman yang tak kunjung rampung.
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Salah seorang pekerja menunjukkan tumpukan limbah bahan berbahaya dan beracun jenis garnet di Kawasan Pengelolaan Limbah Industri (KPLI) di Kabil, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (16/5/2019). Sebanyak 18.711 ton limbah bahan berbahaya dan beracun menumpuk di Batam akibat perbaikan mekanisme tata kelola pengiriman yang tak kunjung rampung.

LABUAN BAJO, KOMPAS β€” Ekonomi sirkular membawa manfaat besar bagi perekonomian, seperti mendongkrak produk domestik bruto, mengurangi sampah dan emisi, serta menambah lapangan kerja baru. Transisi ke ekonomi berkelanjutan ini perlu direncanakan dengan matang untuk menekan efek samping yang bisa merugikan pekerja dan kelompok masyarakat rentan.

Mengacu pada kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), jika digarap dengan sungguh-sungguh, pendekatan sirkular di lima sektor prioritas nasional diperkirakan bisa menghasilkan keuntungan ekonomi, lingkungan, dan sosial yang besar pada tahun 2030.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan