"Bear Market" Aset Kripto, Akhir dari NFT?
Para pengguna dibayangi kecemasan apakah kemerosotan nilai kripto menjadi akhir dari pemanfaatan blockchain, non-fungible token atau NFT. Nyatanya, eksplorasi NFT tidak berhenti meski pasar sedang lesu.
Lesunya pasar aset kripto atau yang kerap disebut "bear market" memantik beragam respons di jagat maya. Ada yang merasa rugi karena nilai aset digital ini kian susut, ada pula yang tetap giat berkreasi. Para pengguna itu dibayangi kecemasan apakah kemerosotan nilai kripto menjadi akhir dari pemanfaatan blockchain, non-fungible token atau NFT, hingga transisi era Web3 yang serba terdesentralisasi.
Pasar aset kripto saat ini memang sedang dalam bear market, kondisi pasar di mana mengalami penurunan nilai terus menerus. Sejak mencapai puncak tertinggi 2022 dengan nilai tukar sekitar 3.500 dollar AS (Rp 50,6 juta) pada awal April, kini jaringan blockchain Ethereum yang menjadi basis NFT paling populer telah kehilangan nilai tukarnya hingga mencapai 70 persen dalam waktu kurang dari 3 bulan. Pada Selasa (21/6/2022), nilai tukar 1 ETH setara 1.142 dollar AS (Rp 16,9 juta).