logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€Ί"Bear Market" Aset Kripto,...
Iklan

"Bear Market" Aset Kripto, Akhir dari NFT?

Para pengguna dibayangi kecemasan apakah kemerosotan nilai kripto menjadi akhir dari pemanfaatan blockchain, non-fungible token atau NFT. Nyatanya, eksplorasi NFT tidak berhenti meski pasar sedang lesu.

Oleh
ADITYA DIVERANTA, SATRIO PANGARSO WISANGGENI, AGNES THEODORA,, BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
 Seorang pengunjung melintas di depan karya seni kripto Non-fungible Token (NFT) yang dipamerkan di Indo NFT Festiverse, pada 9-17 April 2022 di Galeri Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sebanyak 238 kreasi dipamerkan dalam kegiatan ini.
ARSIP INDO NFT FESTIVERSE

Seorang pengunjung melintas di depan karya seni kripto Non-fungible Token (NFT) yang dipamerkan di Indo NFT Festiverse, pada 9-17 April 2022 di Galeri Katamsi, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Sebanyak 238 kreasi dipamerkan dalam kegiatan ini.

Lesunya pasar aset kripto atau yang kerap disebut "bear market" memantik beragam respons di jagat maya. Ada yang merasa rugi karena nilai aset digital ini kian susut, ada pula yang tetap giat berkreasi. Para pengguna itu dibayangi kecemasan apakah kemerosotan nilai kripto menjadi akhir dari pemanfaatan blockchain, non-fungible token atau NFT, hingga transisi era Web3 yang serba terdesentralisasi.

Pasar aset kripto saat ini memang sedang dalam bear market, kondisi pasar di mana mengalami penurunan nilai terus menerus. Sejak mencapai puncak tertinggi 2022 dengan nilai tukar sekitar 3.500 dollar AS (Rp 50,6 juta) pada awal April, kini jaringan blockchain Ethereum yang menjadi basis NFT paling populer telah kehilangan nilai tukarnya hingga mencapai 70 persen dalam waktu kurang dari 3 bulan. Pada Selasa (21/6/2022), nilai tukar 1 ETH setara 1.142 dollar AS (Rp 16,9 juta).

Editor:
HARYO DAMARDONO, ANDREAS MARYOTO
Bagikan