logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊInfrastruktur Tidak Merata,...
Iklan

Infrastruktur Tidak Merata, Potensi Bisa Terganjal

Ekonomi digital Indonesia mempunyai peluang untuk tumbuh besar dan menjadi penopang pertumbuhan. Sayangnya, ada masalah dalam kesenjangan pembangunan infrastruktur.

Oleh
MEDIANA
Β· 1 menit baca
Pedagang memeriksa pesanan pelanggan melalui telepon seluler di sebuah rumah petak di kawasan padat di Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2022). Karena terimbas pandemi Covid-19, sejak dua tahun lalu para pedagang sayur keliling ini mulai berjualan sayur mayur melalui lokapasar atau marketpalce seperti Tokopedia, Lazada, dan Shopee. Pedagang mengakui, melalui lokapasar mereka dapat menembus pelanggan di kawasan elit dan apartemen yang selama ini tidak dapat dijangkau.
KOMPAS/PRIYOMBODO

Pedagang memeriksa pesanan pelanggan melalui telepon seluler di sebuah rumah petak di kawasan padat di Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (21/2/2022). Karena terimbas pandemi Covid-19, sejak dua tahun lalu para pedagang sayur keliling ini mulai berjualan sayur mayur melalui lokapasar atau marketpalce seperti Tokopedia, Lazada, dan Shopee. Pedagang mengakui, melalui lokapasar mereka dapat menembus pelanggan di kawasan elit dan apartemen yang selama ini tidak dapat dijangkau.

JAKARTA, KOMPAS β€” Berdasarkan data dalam laporan Bank Indonesia, nilai transaksi e-dagang Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai Rp 526 triliun atau tumbuh 31,2 persen dibandingkan 2021. Namun, potensi ekonomi digital itu terganjal karena infrastruktur telekomunikasi belum merata, rendahnya literasi digital, dan ada masalah terkait adopsi teknologi informasi.

Hal tersebut mengemuka dalam ”Focus Group Discussion Indonesia Digital Economy Index 2022” yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Lazada, Jumat (17/6/2022), di Jakarta. Sebagai narasumber diskusi adalah Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika I Nyoman Adhiarna, Asisten Deputi Ekonomi Digital Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Edwin, dan Country Head of Public Policy Lazada Indonesia Waizly Darwin.

Editor:
ARIS PRASETYO
Bagikan