logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊKemenkominfo Beri Hak Labuh...
Iklan

Kemenkominfo Beri Hak Labuh Starlink, Penyedia Satelit Lain Tetap Berpeluang

Setelah memberikan hak labuh Starlink kepada Telkomsat, Kementerian Komunikasi dan Informatika diharapkan tetap terbuka kepada penyedia satelit berorbit rendah lain.

Oleh
MEDIANA
Β· 1 menit baca
Ilustrasi β€” Satelit Starlink milik SpaceX. Starlink dirancang sebagai satelit orbit rendah di ketinggian 550 kilometer dengan membentuk megakonstelasi yang terdiri atas 42.000 satelit. Starlink diharapkan bisa menyediakan layanan akses internet yang murah dan mudah di seluruh muka Bumi. Namun, banyaknya satelit yang diluncurkan mengancam manusia dan lingkungannya.
SPACEX/SPACE

Ilustrasi β€” Satelit Starlink milik SpaceX. Starlink dirancang sebagai satelit orbit rendah di ketinggian 550 kilometer dengan membentuk megakonstelasi yang terdiri atas 42.000 satelit. Starlink diharapkan bisa menyediakan layanan akses internet yang murah dan mudah di seluruh muka Bumi. Namun, banyaknya satelit yang diluncurkan mengancam manusia dan lingkungannya.

JAKARTA, KOMPAS β€” Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengeluarkan hak labuh satelit khusus non-geostasioner Starlink kepada PT Telkom Satelit Indonesia atau Telkomsat yang merupakan anak perusahaan Telkom Indonesia. Hak labuh satelit ini berlaku eksklusif untuk layanan backhaul penyelenggaraan jaringan tertutup Telkomsat. Namun, pemerintah tetap harus terbuka kepada perusahaan satelit lain yang juga mengembangkan satelit berorbit rendah seperti milik Starlink.

Starlink merupakan layanan telekomunikasi berbasis sistem konstelasi satelit non-geostasioner milik SpaceX, perusahaan transportasi luar angkasa milik miliarder Elon Musk. Starlink termasuk kategori satelit dengan orbit rendah atau low earth orbit (LEO), yaitu berkisar 500–1.400 kilometer ketinggiannya dari bumi.

Editor:
MUKHAMAD KURNIAWAN
Bagikan