logo Kompas.id
β€Ί
Ekonomiβ€ΊHadapi Inflasi dan Gejolak...
Iklan

Hadapi Inflasi dan Gejolak Pasar Keuangan, Kebijakan Harus Sinkron dan Sinergis

Perekonomian Indonesia menghadapi tekanan dari dalam negeri berupa kenaikan inflasi dan luar negeri berupa kenaikan tingkat suku bunga bank sentral AS. Perlu kebijakan moneter dan makro yang sinkron untuk meresponsnya.

Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Β· 1 menit baca
Pedagang air bersih keliling melintas di Jalan Tenaga Listrik, Jakarta, Rabu (27/4/2022). Kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti minyak goreng dan rencana kenaikan elpiji 3 kilogram dan BBM pertalite, diperkirakan akan membuat inflasi bakal melonjak di level 5 persen, jauh lebih tinggi dari prediksi pemerintah, kisaran 3 persen plus minus 1 persen. Kenaikan ini paling dirasakan oleh masyarakat miskin.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Pedagang air bersih keliling melintas di Jalan Tenaga Listrik, Jakarta, Rabu (27/4/2022). Kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti minyak goreng dan rencana kenaikan elpiji 3 kilogram dan BBM pertalite, diperkirakan akan membuat inflasi bakal melonjak di level 5 persen, jauh lebih tinggi dari prediksi pemerintah, kisaran 3 persen plus minus 1 persen. Kenaikan ini paling dirasakan oleh masyarakat miskin.

JAKARTA, KOMPAS β€” Meningkatnya tekanan eksternal dan internal yang memicu lonjakan inflasi dan gejolak pasar keuangan domestik perlu direspons dengan kebijakan berbagi beban antara otoritas moneter, otoritas fiskal, dan masyarakat. Dengan langkah ini, kebijakan untuk meredam inflasi dan gejolak pasar keuangan tidak akan menjadi bumerang bagi pemulihan ekonomi yang kini tengah berlangsung.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, tekanan internal yang tecermin dari lonjakan inflasi serta tekanan eksternal akibat kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed) dan ketidakpastian konflik Rusia-Ukraina harus diantisipasi dengan tepat oleh pemangku kebijakan ekonomi di Indonesia. Tekanan tersebut telah berdampak pada jatuhnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, melemahnya kurs rupiah, dan naiknya imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara.

Editor:
MUHAMMAD FAJAR MARTA
Bagikan